Ny. Prihatin , seorang ibu
kumuh dengan baju kumal, masuk ke dalam sebuah supermarket. Dengan sangat terbata-bata tapi dengan bahasa
yang tetap sangat sopan ia memohon agar diperbolehkan mengutang. Ia
memberitahukan bahwa suaminya sedang sakit dan sudah seminggu tidak
bekerja. Ia memiliki tujuh anak yang
sangat membutuhkan makan.
John Gedeprut , si pemilik
supermarket, mengusir dia keluar. Sambil terus menggambarkan situasi
keluarganya, si ibu terus menceritakan tentang keluarganya.
" Tolonglah, Pak, Saya
janji akan segera membayar setelah aku punya uang."
John Gedeprut tetap tidak mengabulkan permohonan tersebut.
" Anda tidak mempunyai kartu kredit, anda tidak mempunyai garansi," alasannya.
Di dekat counter pembayaran,
ada seorang pelanggan lain, yang dari awal mendengarkan percakapan tadi. Dia
mendekati keduanya dan berkata : " Saya akan bayar semua yang diperlukan
Ibu ini."
Karena malu, si pemilik toko
akhirnya mengatakan, " Tidak perlu, Pak. Saya sendiri akan memberikannya
dengan gratis. Baiklah, apakah ibu membawa daftar belanja?"
" Ya, Pak. Ini,"
katanya sambil menunjukkan sesobek kertas kumal.
" Letakkanlah daftar
belanja anda di dalam timbangan, dan saya akan memberikan gratis belanjaan anda sesuai dengan berat
timbangan tersebut."
Dengan sangat ragu-ragu dan setengah putus asa, Ny
Prihatin menundukkan kepala
sebentar, menuliskan sesuatu
pada kertas kumal tersebut, lalu dengan kepala tetap tertunduk, meletakkannya
kembali ke dalam timbangan.
Mata Si pemilik toko
terbelalak melihat jarum timbangan bergerak cepat ke bawah. Ia menatap Pelanggan yang tadi menawarkan si
ibu tadi sambil berucap kecil, "Aku
tidak percaya pada yang aku lihat." Si pelanggan baik hati itu hanya
tersenyum.
Lalu, si ibu kumal tadi
mengambil barang-barang yang diperlukan, dan disaksikan oleh pelanggan baik
hati tadi, si Pemilik toko menaruh belanjaan tersebut pada sisi timbangan yang
lain.
Jarum timbangan tidak kunjung
berimbang, sehinggasi ibu terus mengambil barang-barang keperluannya dan sipemilik toko
terus menumpuknya pada timbangan, hingga tidak muat lagi. Si Pemilik toko merasa sangat
jengkel dan tidak dapat berbuat apa-apa. Karena tidak tahan, Si pemilik toko
diam-diam mengambil sobekan kertas daftar belanja si Ibu kumal tadi. Dan ia-pun
terbelalak. Di atas kertas kumal itu tertulis sebuah doa pendek :
" Ya Allah, Engkau tahu apa yang hamba perlukan. Hamba
menyerahkan segalanya ke dalam tanganMu."
Si Pemilik Toko terdiam.
Si Ibu, Ny.Prihatin ,
berterimakasih kepadanya, dan meninggalkan toko dengan belanjaan gratisnya. Si
pelanggan baik hati bahkan memberikan selembar uang 50 dollar kepadanya. Si Pemilik Toko kemudian mencek
dan menemukan bahwa timbangan yang dipakai tersebut ternyata rusak. Ternyata
memang
Hanya Allah yang tahu bobot
sebuah doa.
Note :
Segera setelah anda membaca
cerita ini, ucapkanlah sebuah doa. Hanya
itu saja. Stop pekerjaan anda sesaat sekarang juga dan ucapkan sebuah doa untuk
: junjungan Anda, Anda, Keluarga Anda, Family Anda, Properti dan sebelum
memulai pekrjaan Anda. Lalu, kirimkan mail ini kepada setiap orang atau sahabat
yang anda kenal.
Biarlah jaringan ini tidak
terputus, karena Doa adalah hadiah
terbesar dan terindah yang kita terima
Tanpa biaya, tetapi penuh daya guna dan harapan.